Monday, February 11, 2008

Oleh-oleh dari Iran

”PR" sempat terkejut ketika Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, M.S., tiba-tiba mengajak masuk ke dalam mobil. Pasalnya, baru pertama kali Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung itu berwajah serius.

"Ada apa, Pak Rektor?" tanya "PR".

"Saya baru saja tiba dari Iran. Yuk, ikut ke dalam mobil. Ada cerita banyak dan menarik soal Iran. Tapi, sekarang saya mau menghadiri acara pelepasan lulusan Program Mengajar Akta IV Fakultas Tarbiyah dan Keguruan," ujarnya.

"PR" pun ikut masuk ke dalam ruangan Aula Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD. Benar saja, begitu diberi kesempatan menyampaikan pidato sambutan, Nanat Fatah langsung mengawali ceritanya berjalan-jalan ke negeri para mullah Iran.

"Saya kaget ketika tahu ternyata sangat jarang orang Syiah di Iran yang melakukan kawin kontrak. Di sana, perbuatan kawin kontrak itu merupakan sesuatu yang memalukan. Ya, semacam aib bilamana ada yang kawin kontrak. Di Islam itu kan lebih dikenal poligami daripada kawin kontrak," tutur Nanat.

Diceritakannya, semula ia menduga kasus kawin kontrak hanya terjadi di Iran. Kalaupun dilakukan di luar Iran, orang yang bersangkutan adalah penganut paham Syiah. Akan tetapi, di Iran sendiri ternyata jarang dijumpai kasus kawin kontrak atau mut'ah.
Selain itu, Nanat juga terperanjat kaget ketika mengetahui heroismenya rakyat Iran. Pasalnya, heroisme itu dikaitkan dengan gairah belajar atau menuntut ilmu. "Di sana, anak-anak sekolah itu justru nangis ketika datang masa liburan. Di Indonesia, kan terbalik. Mendekati masa liburan saja, sudah gembira. Di Iran, libur sekolah berarti kehilangan kesempatan belajar," ungkap Nanat.

Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Barat ini berpandangan, mayoritas rakyat Iran rajin belajar karena ingin mengembalikan kejayaan peradaban Persia yang hilang. Mereka pun menyatakan adanya "musuh bersama" yang harus dihadapi secara cerdas.

Sambil membeberkan data dengan penuh semangat, Nanat yang bicara di podium --di depan peserta wisuda program Akta Mengajar IV Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD-- itu juga mengungkapkan tentang adanya nuklir yang sudah disiapkan menuju sasaran sejumlah tempat di luar Iran.

"Kaum mullah yang berbusana khas Persia itu ternyata banyak bergelar profesor dan mereka cerdas-cerdas. Jika ditanya soal AS, mereka jawab kelak Iran akan menjadi negara adidaya dan bisa mengembalikan kejayaan masa silam negeri Persia," tutur Nanat. (Achmad Setiyaji/"PR")***

No comments: